Kali ini ane mau curhat mengenai kata orang BangRoyHan itu pinter, bisa diandalkan, bertanggung jawab, baik tutur katanya. Maaf gan, ane tau kalau agan sedang BOHONG..!!! Banyak orang yang hanya memanfaatkan tapi seperti monyet menggunakan topeng.
Mungkin sifat dasar manusia memang menjadi seorang penjilat, terlihat bagus didepan dan seolah-olah mendukung tapi ternyata dibelakang hanya ucapan sampah yang tidak ada gunanya.
Ane bener-bener muak banget sama orang yang mengatakan kalo ane itu pinter, bisa diandalkan dan bahkan bisa dipercaya. Atau dari gerak-gerik yang menandakan lagi memuji ane atau mengunggulkan ane, ane bener-bener jengkel ga seneng. Bangsat banget itu orang, udah ketebak banget dah.
Anda bilang bangroyhan pintar? kemudian orang itu mengatakan lanjutannya, pintar tapi bodoh untuk dibodohi. Lho kenapa? Karena mereka sebagian besar yang mengatakan ane pintar itu ada maunya dibelakang, hanya memikirkan keuntungan diri sendiri.
Banyak orang tidak memiliki hati cuma memikirkan keuntungan dirinya sendiri, seolah-olah akan mengajak kerjasama atau seolah-olah memberikan keuntungan bersama tapi ternyata cuma memanfaatkan SDB (sumber daya bodoh) yang ane miliki.
Sebut saja deh gan salah satu, waktu itu ada projek pembuatan sistem kantor lengkap sampai terintegrasi ke alat-alat (ane ga nyebut mana dan apa saja). Dalam perjanjian awal disebutkan dan tertulis 30 juta rupiah, singtkat cerita setelah semua selesai sampai ke ane sebagai penyedia jasa pembuatan sistem hanya menerima 2 juta rupiah saja.
Bagaimana ane bisa gaji orang kalo seperti ini urusannya, ane urus ke beberapa pihak. Akhirnya ane tetap harus kalah karena rupanya di dunia ini memang UANG dan JABATAN yang berkuasa, kerja keras kami hanya diberi upah yang menyedihkan.
Padahal ditempat lain-pun melakukan penawaran harga minimal 50 juta rupiah, karena punya ane yang hanya 30 juta rupiah dianggap kantor tersebut paling murah maka deal menggunakan jasa kami. Tapi uang cair tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Kalo agan bilang, “harusnya ada hitam diatas putih“. Ane udah lakukan itu bahkan tanda tangan diatas materai, tapi pihak BRENGSEK tersebut merobek dan mengganti dengan buatan mereka sendiri. Ajaibnya ada tanda tangan ane disana, sedangkan ane ga merasa “teken” itu.
Awal mula ya baik-baikin dulu, intinya nyocot kalo ane itu pinter dll. Akhirnya ane jadi korban juga.
Sisi Gelap BangRoyHan
Udah lah beroh, pak guru, pak dosen, pak profesor, pak kepala, semua yang merasa dirinya terhormat. Tidak usah sok manis didepan tapi ternyata menusuk dari belakang, karena ane udah over dosis konsumsi pahitnya dunia seperti ini.
Ane merasa senang bisa membantu siapa saja yang membutuhkan pertolongan, tapi inget lah beroohh ane ini bukan BATMAN. Ane bukan anak orang kaya, ane bukan orang kaya. Ane merangkak dari bawah, jatuh itu udah sering, di jatuhkan orang juga sering.
Yang ane kasih itu pancingan biar yang minta tolong itu bisa nyari ikan sendiri, bukan dateng ke ane minta ikan yang udah mateng siap makan. Udah gitu seolah-olah ane ga butuh apa-apa gitu sampe minta tolong aja ga punya aturan.
Ah bang roy, jadi orang pelit amat. Baru bisa kaya gitu aja sok banget
Lhoo lha itu tadi, dikasih pancingan tapi agan minta ikan mateng. Ane sarankan kalo pengen ikan mateng, beli aja di warung. Ehh ane di kata-katain Anjing (Asu), Monyet (Kunyuk), Bangsat, dll.
Inget lah beroh, ane juga manusia biasa seperti ente. Hidup ane juga masih jauh dari enak, tapi alhamdulillah tidak juga kalau disebut sengsara.
Ane bukan berarti sombong ga mau melayani pertanyaan atau minta tolong, bukan. Tapi tolong ada etikanya juga, bareng-bareng mikir lah. Coba bayangin yang minta di tuntun cara memancing di laut ke ane, buanyak banget. Padahal ane juga masih belajar memancing, hasil pancingan ane itu belum seberapa.
Jangan anggap ane udah bisa memancing dilaut terus ane dikatakan pinter, jangan anggap kalo orang pinter itu banyak duit, jangan anggap orang banyak duit itu udah ga butuh duit, jangan anggap yang butuh duit itu ente doang.
Cikal bakal semua ini karena pada mengangap ane ini pinter, itu bohong. Asal agan tau, ane hitung-hitungan penjumlahan anak SD aja bener-bener ga bisa lancar gan beneran. Ane ini orang GUOBLOOK, ane bukan lulusan universitas faforit, ane dulu di sekolah bukan idola cewe-cewe karena pinter bukan. Jadi sekali lagi ane jelaskan bahwa Moh Royhan Nahado itu Goblok, orang Brengsek.
Balik Arah
Seperti yang didawuhkan abuya syech sholeh basalamah, beliau orang yang berilmu luas dan santrinya banyak yang jadi kyai aja pernah menyebut dirinya sebagai al-faqir.
Hati ane nangis bener-bener, seolah tidak terima karena guru ane yang tutur katanya halus sopan penuh wibawa itu menyebut diri beliau sebagai orang yang faqir. Bagaimana dengan ane yang belangsak seperti ini, semoga ane dianggap sebagai murid beliau.
Rupanya setelah ane telusuri, istilah Al-Faqir bukan serta merta yang tidak punya uang saja. Tapi merasa dirinya dihadapan allah sangat faqir amaliah dan merasa tidak memiliki apapun selain allah. Seperti dalam surat Fathir ayat 15, “Wahai manusia, kamulah yang fakir (membutuhkan) kepada Allah, sedangkan Allah Maha Kaya Lagi Terpuji“.
Jika sampai pembahasan ini bahwa al-faqir adalah orang yang membutuhkan, ane sangat pantas disebut Al-Faqir. Karena ane tidak punya apa-apa, harta ane ga banyak gan. Amal ibadah ane juga tidak banyak, bahkan ane masih sangat sedikit. Makanya ane selalu mengumandangkan sholawat, ane berharap nabi muhammad mau menolong ane yang faqir ini.
Tapi kemudian ane menemukan penjelasan lagi mengenai al-faqir. Menurut Abi Nasr As-Sarraj Ath-Thusiy derajat fuqara diklasifikasikan menjadi 3:[10]
- Faqir tidak punya sesuatu, sedangkan lahir batin emang ga meminta dan ga berharap apapun dari orang lain. Malah kalo diberi, orang ini tidak mengambil. Ini disebut Maqam Muqarrabin.
- Faqir tidak punya sesuatu, juga ga meminta, tidak juga menginginkan, atau memohon ke siapa saja. Nah kalo diberi tanpa meminta, menerima. Ini disebut Maqam Al-Siddiqin.
- Faqir tidak punya sesuatu dan saat dia butuh, orang ini mengatakan ke sebagian saudaranya yang kira-kira akan senang dengan pengaduannya. Nah, memberi solusi merupakan nilai shadaqah.
Secara harfiah Al-Faqir atau Al Faqr atau Fakir identik dengan orang miskin atau orang peminta-minta. Sufi punya pandangan lain mengenai pembahasan ini, Al-Faqir atau Fakir yaitu tidak meminta melebihi yang sudah ada dalam diri kita, serta tidak juga meminta rezeki kecuali hanya untuk menjalankan kewajiban.
Inti dari tulisan ane kali ini yang mungkin kurang paham kemana arahnya ini, jangan menganggap ane ini pintar (dalam hal apapun), jangan anggap ane ini kaya (dalam hal apapun). Jangan bermuka dua, apalagi berpura-pura baik dihadapan allah tapi busuk dibelakang. naudubilah
Komentar